Friday, August 3, 2018

Tim FKIP UB Malang Siapkan Jaring Khusus

Team penyelamat ikan hiu tutul (rhincodon typus) Fakultas Kelautan serta Pengetahuan Perikanan (FKIP) Kampus Brawijaya (UB) Malang berusaha keras membuat jaring memiliki ukuran besar untuk selamatkan ikan hiu tutul yang terjerat dalam aliran air masuk (intake) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Koordinator team penyelamat ikan hiu tutul FKIP UB Malang Sukandar mengatakan, banyak kesusahan yang mesti dihadapi dalam penyelamatan ikan itu mengingat arus air di aliran intake begitu deras. “Kecepatan arus air di permukaannya dapat sampai tiga knot. Di bagian bawahnya tentu arusnya tambah lebih kencang, ” ucapnya.

Baca juga: Jurusan di UNHAS

Masalah lainnya yang begitu menghalangi proses penyelamatan ikan ini ada juga arus listrik tegangan tinggi diatas aliran air. Jika arus air dihentikan, proses produksi listrik di PLTU itu dapat berhenti. Walau sebenarnya, PLTU ini mensuplai listrik untuk penduduk di Pulau Jawa serta Bali. “Kami juga tidak dapat meramalkan sampai kapan ikan itu dapat bertahan di aliran air serta tidak sampai tersedot masuk ke pembangkit. Jika ikan mati serta masuk ke pembangkit, proses produksi listrik akan terganggu, ” katanya.

Ikan raksasa itu masuk ke aliran intake sampai sejauh 1 km. serta telah ada di kolam penampungan air paling akhir sebelum masuk ke pembangkit. Ikan itu diprediksikan mempunyai panjang 6 mtr. serta berat seputar 2 ton. Sukandar mengatakan, proses penyelamatan tidak dapat memakai tenaga manusia didalam aliran air itu karena mempunyai kedalaman sampai 10 mtr. serta arusnya begitu deras.

Jika manusia masuk, langsung bisa hilang terikut arus air. Usaha yang tengah digagas bersama dengan anggota timnya yang lainnya merupakan menjaring ikan itu. Jaring akan coba dipasang serta ditarik dengan memakai katrol yang dipasang diatas aliran itu. Jaring yang tengah digagas mempunyai lebar 25 mtr. serta panjang 40 mtr.. Jaring ini masih tetap didesain memakai tali plastik type polypropylen dengan diameter 10 milimeter (mm). Diperlukan waktu dua hari untuk bikin jaring itu.

“Jaring yang akan kami bikin mempunyai mata jaring selebar 40 sentimeter (cm) x 50 cm. Jaring dioperasionalkan dengan katrol yang dipasang di belakang serta depan ikan, ” katanya. Hasil analisis tehnis pembuatan jaring serta usaha pengangkatan ikan hiu paus itu akan dikatakan pada rapat bersama dengan team kombinasi di Paiton pada Rabu (11/2).

Baca juga: Jurusan di UHO

Jika gagasan proses pengangkatan ini di setujui serta dapat dikerjakan, itu akan diteruskan dengan proses evakuasi ikan dari titik pengangkatan menuju ke laut. Kepala Dinas Kelautan serta Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan, proses penyelamatan ikan ini memerlukan pengaturan yang masak antarsemua pihak. Ikan itu ada dalam objek vital negara.

“Ikan itu mesti dievakuasi. Kalaupun dilewatkan, akan menyumbat aliran air serta dapat meneror proses pembangkitan, ” tuturnya.

No comments:

Post a Comment