Thursday, August 9, 2018

Pukat UGM Ungkit Komitmen Presiden

Pusat Analisis Anti- Korupsi Fakultas Hukum (Pukat) Kampus Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menagih janji Presiden Joko Widodo dalam prinsip pemberantasan korupsi serta reformasi birokrasi.

“Kami menagih prinsip dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena dua petinggi terpenting di bagian penegakan hukum malah dikasihkan pada kader parpol, ” kata periset Pusat Analisis Anti-Korupsi, Fakultas Hukum UGM, Hifdzil Alim waktu jumpa pers, tempo hari.

Baca juga: Biaya Kuliah UNDIKSHA - Pendaftaran UNDIKSHA

Menurutnya, menyongsong Hari Anti Korupsi Sedunia masih tetap ada kesangsian berkaitan janjijanji pemberantasan korupsi yang sempat dikatakan presiden. “Hingga sekarang belumlah ada pertanda janji itu akan dipenuhi Presiden Joko Widodo, janji itu belumlah dapat dibuktikan, ” tuturnya.

Hifdzil Alim menyampaikan, salah satunya yang begitu memprihatinkan merupakan penunjukan tokoh atau kader parpol di dua jabatan terpenting dalam penegakan hukum di Tanah Air. “Menteri Hukum serta HAM serta Jaksa Agung, kedua-duanya adalah tokoh atau kader parpol, ” tuturnya.

Dengan ketentuan perundangundangan, lanjut dia, penentuan Menkum HAM serta Jaksa Agung adalah hak prerogatif presiden. “Namun asalusul kedua-duanya menjadi tokoh politik dapat menghalangi proses pemberantasan korupsi di Indonesia, ” katanya.

Dia menyampaikan, sampai kini masalah korupsi semakin banyak dikerjakan tokoh politik. Jadi peluang adalah kawan atau lawan mereka sendiri. “Selain prinsip pemberantasan korupsi, sekarang ini arah reformasi birokrasi juga belumlah jelas, ” kata Hifdzil Alim.

Reformasi birokrasi, katanya, tidak cukup hanya pemberlakuan makanan simpel waktu rapat. Akan tetapi juga melakukan perbaikan birokrasi yang bersih serta profesional. “Kebijakan reformasi birokrasi belumlah menyentuh pemerintah daerah, tetapi masih tetap di tingkat pusat serta kementerian, ” katanya.

Masyarakat Yogya Proklamasikan Anti-Korupsi

Hari ini (Selasa, 9/12), masyarakat dunia rayakan Hari Anti-Korupsi Sedunia. Di Yogyakarta, penduduk yang dimotori seniman serta budayawan memproklamasikan rakyat antikorupsi. Acara itu jadi sisi dari agenda gropyokan korupsi dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang diputuskan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tiap-tiap 9 Desember.

Baca juga: Biaya Kuliah UNUD - Pendaftaran UNUD

Gagasannya “proklamasi” dibacakan di Stadion Kridosono di sela-sela konser musik gropyokan yang diawali jam 18. 30 WIB. Konser ini di ramaikan musisi terkenal dari Yogyakarta, Shaggy Dog, Jogja Hip Hop Foundation, serta group musik lainnya, seperti Superman Is Dead sertaGigi.

“Konser ini bisa menjadi pengisi acara sesudah dikerjakan pawai gropyokan yang diawali dari Wisma LPP di Jalan Solo sampai ke Stadion Kridosono. Untuk baju kami tunjukkan merupakan topeng tikus yang alur memiliki bentuk dapat didownload di www. jujurbarengan. com, ” kata salah satunya penggagas Gropyokan Korupsi, Yan Parhas, tempo hari.

Topeng tikus jadi ticket masuk ke tempat konser yang diselenggarakan gratis itu. Masyarakat bisa membuat sendiri topeng dari rumah supaya bisa masuk ke acara yang ditarget dibarengi 10. 000 orang. Topeng tikus yang jadikan dress code diambil menjadi simbol dari Korupsi merupakan Kita. Slogan muncul dari pandangan jika perlakuan korupsi jadi tanggung jawab semua pihak.

“Kami memandang jika dengan tidak sadar kebudayaan sudah turut membesarkan bahkan juga menyapih korupsi sampai jadi membesar serta masif seperti saat ini. Sikap permisif, paternalistik, feodal, serta acuh tidak acuh merupakan sikap budaya yang memupuk korupsi dari penyakit kecil sekarang ini telah jadi kanker pembunuh, ” tutur salah satunya penggagas Gropyokan Korupsi, Agung “Leak” Kurniawan.

No comments:

Post a Comment