Sunday, September 30, 2018

Kontribusi Industri Kreatif ke PDB Tahun Ini Diprediksi Rp1.000 T

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkemauan selalu menumbuhkan bidang industri kreatif di dalam negeri yang dapat memberi peran berarti buat perekonomian nasional. Searah usaha itu, juga dikerjakan penambahan daya saingnya supaya makin bersaing di arena domestik sampai global, bahkan juga siap masuk masa ekonomi digital.

Baca juga: Akreditasi Prodi UNSAM

"Yang akan datang, dengan bergulir revolusi industri 4.0, sektor-sektor ekonomi kreatif berkesempatan besar jadi andalan buat perkembangan ekonomi kita. Ditambah lagi, kekuatan kita di dukung dengan sdm yang kreatif serta beragamnya kearifan budaya lokal," kata Direktur Jenderal Industri Kecil serta Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, dalam info tercatat, Minggu (30/9/2018).

Sekarang ini ada 16 subsektor yang termasuk grup industri kreatif, yaitu kriya, kuliner, fesyen, aplikasi serta peningkatan permainan, musik, arsitektur, design produk, design komunikasi visual, dan design interior. Setelah itu, penerbitan, periklanan, photografi, seni pertunjukan, seni rupa, tv serta radio, dan film, animasi serta video.

Industri kreatif di Indonesia menuliskan peran yang selalu bertambah pada produk domestik bruto (PDB) dalam tiga tahun paling akhir. Pada tahun 2015, bidang ini menyumbang sebesar Rp852 triliun,sedang pada 2016 sampai Rp923 triliun,serta makin bertambah menjadiRp990 triliun di 2017. Tahun 2018 angka itu diproyeksi tembus sampai Rp1.000 triliun.

Terdaftar ada tiga subsektor yang memberi sumbangsih besar pada ekonomi kreatif, yaitu industri kuliner sebesar 41,69%, disusul industri fesyen sebesar 18,15%, serta industri kriya sebesar 15,70%. Sedang, subsektor yang lain, seperti industri animasi sekarang ini cukuplah mungkin berkembang dengan perkembangan diatas 6%.

Dalam usaha peningkatan industri kreatif nasional, Kemenperin mempunyai pekerjaan untuk konsentrasi membina subsektor kriya, fesyen, film, animasi serta video, dan aplikasi serta peningkatan permainan. "Untuk mensupport grup bidang itu, kami sudah membangun Bali Creative Industry Center (BCIC) sejak2015. Maksudnya menjadi pusat peningkatan serta pengembangan, dan penambahan daya saing," papar Gati.

Baca juga: Akreditasi Prodi UTU

Beberapa program yang dikerjakan di BCIC, diantaranya Creative Business Incubator (CBI), Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA), serta Design Laboratory. Pada tahun 2018, untuk pelaksanaan pekerjaan CBI, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin bekerjasama dengan Business Venturing and Development Institute (BVDI) Prasetya Mulya.

"Lewat program itu, beberapa aktor IKM kreatif bagian kriya serta fesyen akan dikasihkan kursus serta pendampingan untuk meningkatkan bisnisnya (scalling-up). Pekerjaan ini dikerjakan pada tanggal 28 September 2018 di BCIC lewat acara Creative Talk," tutur Gati.

No comments:

Post a Comment