Thursday, September 13, 2018

Alat deteksi longsor UGM terpasang di proyek Pertamina

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) manfaatkan alat deteksi longsor hasil karya cipta civitas akademika Kampus Gadjah Mada (UGM) di delapan ruang proyeknya.

Awal mulanya alat deteksi itu dipasang di sejumlah daerah riskan bencana untuk menolong penduduk serta pemerintah daerah.

 Baca juga: Akreditasi Prodi UNTIDAR

Pemasangan alat monitoring serta skema peringatan awal longsor diletakkan di delapan tempat ruang project eksplorasi pemakaian sumber panas bumi mencakup di Karaha Bodas (Jawa barat), Kamojang (Jawa barat), Ulubelu (Lampung), Hululais (Bengkulu), Sungai Penuh (Jambi), Sibayak (Sumut) serta Lahendong (Sulut).

"Alat monitor serta deteksi bencana longsor ini terbagi dalam ektensometer, tilmeter, curah hujan, ultrasonik serta IP camera. Alat buatan kami ini memang ditujukan menjumpai bahaya longsor, terpenting di daerah perbukitan serta pegunungan yang jadi tempat sumber panas bumi di Indonesia," tutur salah satunya perancang alat deteksi longsor Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD di UGM Jumat (28/2/2014).

Dwikorita menuturkan, letak sumber panas bumi yang ada di lokasi pegunungan, biasanya mempunyai topografi lereng yang cukuplah curam, susunan geologi yang komplek serta ada alterasi yang membuahkan tanah yang cukuplah tebal.

Keadaan itu jelas menyebabkan daerah sumber panas bumi rawan pada peristiwa tanah longsor.

Sebelum pemasangan alat di tempat, Dwikorita mengungkakan, team periset UGM sudah lakukan pemetaaan kekuatan bahaya tanah longsor di daerah tempat sumber panas bumi.

Hal itu dikerjakan untuk tahu tempat yang rawan longsor, sekaligus juga jadi aksi mitigasi supaya dapat hindari terjadinya tanah longsor.

 Baca juga: Akreditasi Prodi UNSOED

"Ini semua dikerjakan pasti membuat perlindungan pekerja ataupun infrastruktur penting perusahaan panas bumi supaya kerugian baik korban jiwa ataupun asset perusahaan bisa dijauhi," kata Dosen Geologi UGM ini.

Sebelum dipakai oleh PT Pertamina, alat deteksi longsor buatan periset UGM itu lebih dulu sudah digunakan oleh penduduk yang ada di daerah riskan resiko bahaya longsor seperti di Karanganyar, Kebumen serta Situbondo.

Alat deteksi longsor ini dapat sudah digunakan oleh industri pertambangan diluar negeri seperti di China serta Myanmar.

No comments:

Post a Comment