Tuesday, February 20, 2018

Universitas Udayana Genjot Produktivitas Sapi Bali

 Pusat Kajian Sapi Bali Kampus Udayana lakukan beragam penelitian untuk mendorong produktivitas ternak potong ini.

Kepala Pusat Kajian Sapi Bali (PKSB) Kampus Udayana Prof Ni Ketut Suwiti menyebutkan sekarang ini populasi sapi bali (Bos sondaicus) di Pulau Dewata cuma sekitaran 500 ribu ekor.

“Terjadi penurunan dibanding tahun lantas, bila tidak mau sapi bali selalu turun mesti ada kerjasama yang serius, konsentrasi, serta berkelanjutan untuk pelestarian, ” tuturnya, Senin (22/1/2018).

Baca juga: Biaya Kuliah UGM - Biaya UKT UGM

Menurut Suwiti butuh kolaborasi pada akademisi, entrepreneur, serta pemerintah. Pemerintah buat kebijakan pelestarian lewat perda serta pengembangan (pendanan riset).

Akademisi, seperti yang sudah dikerjakan pusat kajian dengan memakai dana hibah penelitian dari Bappeda Bali.

“Kami siap lakukan sosialisasi pemakaian hasil penelitian serta tehnologi yang lain seperti inseminasi buatan, transfer embrio dan lain-lain., ” katanya.

Ia mengharapkan entrepreneur atau peternak mengizinkan piaraannya dipakai jadi media riset. Pihak entrepreneur diinginkan juga melakukan ketentuan yang sudah disetujui, hingga tak ada sekali lagi kebijakan kuota pengeluaran sapi bali serta entrepreneur ataupun customer tak ada yang dirugikan.

Penambahan populasi lebih dititikberatkan untuk menghindari sapi betina produktif yang

dipotong. Lewat program sapoi indukan harus bunting (Siwab) kondisi ini mungkin saja bisa terselesaikan, dengan catatan pemerintah dengan konsentrasi serta berkelanjutan dalam aplikasi ketentuan.

Terkecuali tingkatkan populasi, lanjut Suwiti, diutamakan juga perbaikan kwalitas daging supaya dapat berkompetisi dengan daging import (wagyu). “Tahun ini kami bekerja bersama dengan Dinas Peternakan Bali serta oengusaha pembibitan untuk riset penambahan kwalitas serta jumlah daging yang dibuat, ” katanya.

Data yang dihimpun mengatakan populasi sapi bali di Pulau Dewata alami fluktuasi. Pada 2013 jumlahnya menjangkau 478 ribu ekor, tahun selanjutnya 558 ribu ekor, lalu 538 ribu ekor (2015), 553 ribu ekor (2016) serta saat ini 507 ribu ekor (2017).

Karna penurunan populasi, Pemprov Bali pada 2018 kurangi jatah kuota sapi bali untuk dipotong sebesar 5, 3% jadi cuma 47. 500 ekor dari tahun terlebih dulu sejumlah 50. 000 ekor.

Kabid Bagian Pembibitan serta Produksi Dinas Peternakan Bali I Ketut Nata Kusuma memperkirakan menyusutnya populasi sapi siap potong karna dampak dengan segera Gunung Agung. Meski jatah dikurangi, populasi sapi Bali pada sekarang ini masih tetap selalu jadi bertambah jadi 507. 000 ekor pada akhir 2017 kemarin.

“Jadi saat Gunung Agung erupsi banyak warga di Karangasem jual sapi yang siap potong yang harusnya belum juga di jual nyatanya dilepaskan pemiliknya untuk bekal di pengungsian. Sedikit jumlahnya namun beresiko, ” tuturnya.

Kabupaten Karangasem, adalah satu diantara pusat populasi sapi Bali di Pulau Dewata. Nata mengungkap dengan terdapatnya pengurangan itu, pihaknya juga akan mengatur kuota tiap-tiap bln. sapi bisa dipotong supaya tidak berlangsung problem di masa datang.

Dengan kebijakan ini, lanjut Nata, kuota sapi potong juga akan di keluarkan sejumlah 30. 000 ekor tiga bln. mendekati Hari Raya Idul Adha, Agustus 2018. Umumnya, pada periode itu berlangsung lonjakan keinginan. Bila berlangsung kekurangan jadi jatah kuota yang telah diputuskan juga akan dikaji sesuai sama keadaan riil serta perhitungan.

Baca juga: Biaya Kuliah Gundar

No comments:

Post a Comment