Tuesday, June 5, 2018

Universitas Prasetiya Mulya Asah Kemampuan Wirausaha Warga Desa

HERAWANDY atau umum disapa Kang Hera pembuat keripik pisang dari Desa sukaraharja, Kecamatan Cibeber, ini kurang lancar waktu bercerita pengalaman bisnisnya dengan bhs Indonesia. Maklum, tumbuh ditempat yang jauh dari kota, dalam kesehariannya dia berbahasa Sunda. Akhirnya saat mengungkap suatu hal dengan bhs Indonesia dia kewalahan.

Baca juga: Biaya Kuliah UTU - Pendaftaran UTU

Kang Hera yaitu satu diantara partner usaha yang dibina oleh Kampus Prasetiya Mulya (UPM) dengan program Community Development (Comdev). Dia yaitu penerima pertolongan dari 2014 sampai 2016.

Mulai sejak awal, Kang Hera mengakui suka terima pertolongan dari mahasiswa UPM. ”Sejak saya diterangkan tentang kerja sama ini, saya terasa suka. Saya fikir, ini berlainan dengan yang beda. Bila program dengan yang beda, sesudah usai aktivitas, mereka meninggalkan demikian saja. Namun di Comdev ini, dibina mulai awal sampai akhir, ” tuturnya.

Menurut dia, Comdev ini begitu dengarkan ide dari partner binaan. Dia mencontohkan, keripik pisang yang disenangi orang-orang kota serta dan desa itu berlainan. ”Kalau orang kota mungkin saja sukai yang renyah, tapi bila orang desa lebih sukai yang agak keras sedikit. Namun, mahasiswa Comdev tidak memaksa kami untuk buat yang gurih, namun buat yang memanglah disenangi oleh pelanggan, yang agak keras, ” katanya.

Akhirnya, sejak didampingi mahasiswa Comdev, omzet Kang Hera melesat tajam. ”Omzet saya, yang awalannya cuma seratusan ribu, saat ini telah juta-an per minggu, ”ceritanya.

Beberapa toko makanan sudah jadi berlangganan tetapnya. Tidak heran kehidupan tempat tinggal tangganya makin baik. ”Saya tengah menawar tanah di dekat tempat tinggal untuk perkebunan pisang, ” ceritanya.

Terkecuali Kang Hera, masih tetap ada 50-an partner usaha beda, yang sudah sukses dibina mahasiswa UPM. Muhammad Setiawan Kusmulyono, MM atau yang umum disapa Mas Kelly UPM menerangkan, lewat program Comdev UPM mengasah jiwa sosial pengusaha mahasiswa. ”Ini yaitu program pendampingan untuk desa berbasiskan kewirausahaan, ” katanya dalam paparannya di media talk " Dedikasi Inklusif serta Berkepanjangan lewat Entrepeneurship " di Jakarta, Senin 25 September 2016.

Program ini menurut Kelly berlainan dengan KKN. Dalam program Comdev, mahasiswa yang berkelompok pada 7-10 orang membina warga desa untuk berwiraswasta. ”Mereka tidak memberi uang kontan namun berbentuk alat, serta pengetahuan untuk meningkatkan usaha. Pengetahuan marketing, pengetahuan keuangan dan sebagainya. Mereka didampingi sepanjang 6 bln.. Namun kemudian, mereka tetaplah bisa berdiskusi untuk keberlangsungan usaha yang dibina, ” katanya.

Kelly menjelaskan pada intinya program ini yaitu pengejawantahan dari peranan perguruan tinggi yg tidak jadi menara gading, namun jadi menara air. Yaitu memberi faedah untuk sesama.

”Ilmu yang didapatkan mahasiswa begitu berguna untuk pengembangan usaha beberapa partner binaan ini. Misalnya, bila dahulu beberapa pengrajin ini selesai jualan juga akan beli beberapa barang konsumtif, namun saat ini mereka lebih pilih beli beberapa barang produksi. Banyak pula yang pada akhirnya saat ini bisa beli lahan untuk menanam jadi bahan produksinya, ” katanya.

Baca juga: Biaya Kuliah USU - Pendaftaran USU

Wakil Dekan Kemahasiswaan Sekolah Usaha serta Ekonomi UPM, Rudy Handoko menyebutkan, Comdev yaitu usaha menumbuhkan kepekaan menolong sekitar lingkungan. ”Kalau CSR itu pertolongan yang cuma untuk konsumtif. Namun bila program ini untuk produktif, ” katanya.

Dia menjelaskan, membina desa itu dimisalkan lari marathon yakni pendampingan yang berkepanjangan. Tahun depan, sekitaran 750 mahasiswa juga akan di turunkan untuk membina desa. ”Membina desa yaitu keharusan kita semuanya, termasuk juga institusi pendidikan, ” katanya.

No comments:

Post a Comment