Institut Tehnologi Bandung (ITB) tawarkan aplikasi mutakhir untuk meramalkan kekuatan badai pasir pada penduduk serta pemerintah Saudi Arabia. ITB yang merupakah salah satunya delegasi Indonesia dalam Festival Janadriyah ke- 33 di Riyadh, Saudi Arabia.
Ketua Team Periset ITB Dr. Armi Susandi yang ada dalam acara itu menjelaskan, aplikasi mutakhir berbentuk skema info online dengan nama Hidro-meteorological Hazard Early Warning Sistem (H-HEWS) ini memberi info perkiraan dengan pas kekuatan peristiwa badai pasir, gelombang panas, hujan deras serta angin kencang spesial di Lokasi Saudi Arabia.
"Peristiwa musibah meteorologi itu sudah seringkali mengganggu serta memunculkan kerugian besar serta menggangu kegiatan pembangunan di lokasi Saudi Arabia," katanya.
Baca juga : Biaya Kuliah ISI SOLO
Dalam peluang itu, Armi mengemukakan kedahsyatan fitur-fitur perkiraan kekuatan musibah cuaca itu. Feature penting H-HEWS ialah feature perkiraan cuaca (temperatur, curah hujan, arah serta kecepatan angin, kelembapan serta desakan hawa), dan feature warning musibah untuk kekuatan musibah badai pasir, angin kencang, gelombang panas serta hujan deras.
"Skema online dan warning itu berjalan dengan otomotis serta digerakkan 24 jam oleh server computer dari Indonesia," tutur Armi.
Menurutnya, skema info itu didesain untuk dapat dengan pas meramalkan tempat serta waktu peristiwa badai pasir yang akan berlangsung sampai 3 hari ke depan, termasuk juga 3 kekuatan musibah yang lain.
"Kami mengharap di waktu yang akan datang info perkiraan kebencanaan itu akan dapat kurangi kekuatan musibah serta kerugian di lokasi Saudi Arabia, termasuk juga kurangi korban ummat Islam yang lakukan serangkaian beribadah umroh baik di Mekah ataupun di Madinah, sebab skema info online itu di desain begitu user friendly serta gampang di mengerti oleh orang pemula sekalinya," tambah Armi.
Armi memberikan, ITB buka kesempatan kerja sama juga dengan Pemerintah Saudi Arabia lewat Otoritas Umum Untuk Meteorologi serta Perlindungan Lingkungan untuk bangun skema pintar itu selanjutnya sesuai dengan keperluan penduduk serta pemerintah Saudi Arabia.
Kerja sama juga dengan otoritas ditempat, sambung Armi, akan buka kesempatan buat Indonesia lewat Team Periset ITB di bawah LPIK atau LPPM ITB untuk lebih meningkatkan aplikasi mutakhir itu untuk beberapa kepentingan mitigasi musibah di lokasi Saudi Arabia, jelas Armi.
"Di waktu yang akan datang, kita dapat bangun perkiraan sampai 10 hari ke depan dengan resolusi tinggi 1 km hingga usaha mitigasi dapat lebih awal serta lebih pas," tutur Armi waktu menuturkan pada pengunjung di Pavilliun Indonesia.
Aplikasi info cuaca yang telah mempunyai dua bahasa itu yaitu, Bahasa Inggris serta Arab ini akan dibuatkan vs Android serta iOS nya. Peningkatan tehnologi H-HEWS bukan skema yang pertama dibikin olehnya bersama dengan dosen serta periset senior dari Program Studi Meteorologi ITB.
"Kami sudah lama meningkatkan skema info perkiraan kebencanaan hidrometeorologi resolusi serta ketepatan tinggi untuk digunakan operasional BNPB di semua lokasi Indonesia, dalam meramalkan kekuatan banjir, longsor serta cuaca ekstrim yang lain serta setelah itu lakukan usaha mitigasinya," jelas Armi.
Di samping MHEWS (Multi Hazard Early Warning Sistem) terutamanya untuk musibah Hidro-meteorologi yang di kembangkan oleh Team ITB untuk BNPB, dianya bersama dengan Team ITB pun sudah meningkatkan skema info Flood Early Warning and Early Action (FEWEAS) untuk mitigasi banjir di lokasi Daerah Saluran Sungai Bengawan Solo serta Citarum, berbasiskan situs, Android serta iOS.
Baca juga : Biaya Kuliah POLMAN
"FEWEAS di dukung penuh oleh Federasi Palang Merah serta Bundar Sabit Internasional (IFRC) serta Palang Merah Indonesia (PMI). Skema Info Pintar Agribisnis (SICA) untuk memastikan skema tanam dengan pas pun jadi sisi dari produk favorit ITB," lebih Armi.
Duta Besar Indonesia untuk Saudi Arabia, Agus Maftuh Abegebriel memberi animo spesial untuk produk tehnologi ITB itu. "Festival yang begitu ramai di datangi oleh masyarakat Saudi Arabia serta Timur Tengah ini memberi persepsi kuat jika Indonesia mempunyai banyak kelebihan serta kecanggihan tehnologi kelas dunia di samping kekayaan seni serta budaya," jelas Dubes Saudi Arabia.
Dubes mengharap akan ada tindak lanjut serta kerja sama yang lahir dari keikutsertaan Indonesia dalam festival tahunan berprestise ini. Dubes yakin ITB memiliki kemampuan kelas dunia untuk menolong negara Saudi Arabia terutamanya serta negara Timur Tengah yang lain dalam bagian kebencanaan.
Festival Janadriyah adalah festival seni serta budaya tahunan yang berjalan sampai 9 Januari 2019. Festival itu di tahun ini sudah mendatangkan Indonesia menjadi hanya satu Tamu Kehormatan (Guest of Honour) pada arena bergensi tahunan di Timur Tengah itu. Menteri Koordinator bagian Pembangunan Manusia serta Kebudayaan (PMK), Puan Maharani mendapatkan kelebihan diundang ada serta berpidato di pembukaan Festival Janadriyah ke 33 di Kota Riyadh, Saudi Arabia dalam acara pembukaan Kamis, 20 Desember 2018 lantas, yang didatangi pun oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud serta menteri-menteri Saudi Arabia.
No comments:
Post a Comment